Selamat Datang Diportal Berita Website SIAP PAK 86.XYZ
Kontroversi Novel Grafis Malaysia yang Menghina ART Indonesia, Kemlu RI Memberikan Apresiasi

Kontroversi Novel Grafis Malaysia yang Menghina ART Indonesia, Kemlu RI Memberikan Apresiasi


Jakarta, Siap Pak86 - Malaysia telah melarang peredaran buku novel grafis berjudul 'When I Was a Kid 3', yang menggambarkan pekerja asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia disebut sebagai monyet. Keputusan ini mendapat apresiasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia (RI), yang menilai langkah Malaysia sebagai tindakan yang sesuai dan patut dihargai. Jumat (29/09/2023).

Keputusan Malaysia dan Respons Kemlu RI

Juru bicara Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengungkapkan apresiasi pemerintah RI terhadap tindakan Malaysia dalam melarang buku tersebut. Dalam konferensi pers di kantornya, Iqbal menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam buku tersebut memang merujuk pada para pekerja Indonesia sebagai monyet.

"Yang jelas, kebetulan bahasa yang disampaikan adalah monyet untuk tenaga kerja kita," ungkap Iqbal. Dia juga menyayangkan adanya penggunaan perumpamaan yang merendahkan ini dalam buku tersebut.

Iqbal menjelaskan, "Terlepas bahwa itu adalah orang Indonesia yang disebutkan, itu adalah seorang ayah mengajarkan anaknya dan menyebut pekerja manusia dengan monyet, itu dari perspektif edukasi sangat tidak edukatif dan merendahkan martabat manusia."

Menurut Iqbal, pemerintah Indonesia sangat menghargai respons positif yang diberikan oleh pemerintah Malaysia dalam melarang buku tersebut beredar di Malaysia.

Protes dan Pelarangan Buku

Buku 'When I Was a Kid 3' telah menjadi sumber kontroversi sejak terbit pada tahun 2014. Juni lalu, kelompok di Indonesia yang dikenal sebagai Corong Rakyat menggelar demonstrasi di luar Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Demonstran tersebut memprotes buku tersebut karena dianggap merendahkan ART asal Indonesia.

Menteri Dalam Negeri Malaysia kemudian menyatakan bahwa buku tersebut mengandung materi yang "mungkin merugikan moralitas", dan akhirnya, pada 15 September lalu, dikeluarkan larangan terhadap buku tersebut di Malaysia.

Penyesalan Penulis Buku

Pencipta buku 'When I Was a Kid 3', Boey Chee Ming, seorang seniman Malaysia yang tinggal di Amerika Serikat (AS), mengungkapkan kejutannya atas kebijakan Malaysia yang melarang bukunya. Ming mengaku menyesal dan meminta maaf atas konten yang mengundang kontroversi tersebut.

Kasus buku 'When I Was a Kid 3' yang menggambarkan ART Indonesia sebagai monyet telah menciptakan ketegangan antara Indonesia dan Malaysia. Langkah Malaysia untuk melarang buku tersebut mendapat apresiasi dari Kemlu RI, yang menilai tindakan tersebut sebagai langkah yang patut dihargai dalam menjaga martabat pekerja asing. Kontroversi ini mengingatkan pentingnya menghindari penyebutan merendahkan martabat dan diskriminasi dalam karya-karya seni dan literatur. (Sumber : DetikNews, Editor : Lapor Pak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama