Sang Guru Sebut Upin Sosok Santri Yang Pendiam
PANGKALPINANG, – Sampai saat ini pihak pengurus Pesantren Al Arifin, Lingkungan Tayib, Kelurahan Dul, Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah masihlah menyangsikan terkait kabar adanya dugaan tindak kejahatan terhadap seorang mantan santri yakni Upin (8) atau siswa yang baru duduk di bangku kelas II Madrasah Ibtidaiyajlh (MI) di pesantren setempat.
Kejadian ini pun justru dibantah pula oleh seorang pengurus Pesantren Al Arifin, Abdul Rahman alias Sahdur (46). Alasan Sahdur, karena laporan kejadian dugaan aniaya terhadap Upin itu baru dilaporkan ke Kemenag dan kepolisian setelah Upin lebih dari 6 bulan Upin pindah sekolah ke luar pulau Bangka.
“Itulah alasannya mengapa kami sebagai pengurus pesantren Al Arifin masih menyingsikan jika kejadian itu terjadi di lingkungan pesantren yang kami kelola saat ini. Sebab, setelah anak itu (Upin — red) hampir 7 bulan pindah sekolah ke Jakarta dan kami baru menerima laporan soal kejadian itu,” kata Sahdur kepada tim ketika mengunjungi sekretariat Kantor Berita Online Bangka Belitung (KBO Babel) belum lama ini.
Pernyataan serupa pun diungkap pula oleh kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pesantren Al Arifin, Ani (36) pada waktu yang sama saat itu ikut hadir berkunjung di sekretariat KBO Babel.
Bahkan menurut Ani, selama.ini Upin bersekolah di pesantren tersebut setiap hari selalu diantar jemput oleh sang kakek, baik pergi maupun pulang sekolah, dan Upin pun selama ini tinggal bersama sang kakek atau berdomisili di lingkungan Dul.
Di matanya, diketahui Upin diduga sebagai korban tindak kejahatan merupakan sosok anak yang pendiam, Bahkan Ani pun menduga jika mantan muridnya itu (Upin) terlihat seperti anak sedang ada permasalahan dalam keluarga.
“Kalau di sekolahan anak itu (Upin – red) cukup diam dan sepertinya anak itu ada masalah di keluarganya,” ungkap Ani.
Tak cuma itu pengurus Pesantren Al Arifin ini baik Ani maupun Sahdur pun sempat mengungkapkan jika Upin memilki seorang kakak kandung namun berbeda ayah. Kakak kandung Upin sendiri satu sekolahan atau menimbah ilmu di tempat yang sama, hanya saja kakak kandung Upin ini justru mondok di pesantren namun hanya sempat mengenyam pendidikan di bangku kelas 3 SMP.
Bahkan dirinya pun mengaku jika pihak pengurus Pesantren Al Arifin sempat melakukan pemeriksaan sekaligus menggelar sidang di internal guna menelusuri kabar terkait adanya dugaan tindak kejahatan terhadap seorang santrinya (Upin). Namun hal itu belum menemukan titik terang.
“Sempat kami melakukan pemeriksaan internal termasuk kami pun melakukan sidang terkait adanya kabar kejadian itu. Namun hal itu tidak memiliki cukup bukti-bukti yang kuat, sehingga kami pun masih menyangsikan adanya kejadian itu di lingkungan pesantren yang kami kelola saat ini.
“Sebelumnya kami memang dapat informasi pula jika anak itu terkadang sering diusilin anak-anak kelas 6 termasuk kakaknya juga sering usilin dia (Upin – red),” ungkap Zaini kepada tim KBO Babel.
Oleh karena itu ditegaskanya jika pihak pesantren pun terpaksa memutuskan kakak tiri Upin itu akhirnya dikeluarkan dari pesantren tersebut karena perilakunya dianggap sudah melebihi batas kewajaran kenakalan seorang anak.
” Ibu Kandung Upin Yakni Miliki Bukti
Di pihak lain, ibu kandung Upin, Ni sempat dikonfirmasi oleh tim KBO Babel kabar terkait adanya kejadian yang menimpa seorang putra (Upin) atas dugaan tindak mencurigakan, Ni pun tak menampik jika kejadian terhadap anak itu diyakini memang benar terjadi.
Meski begitu, saat disinggung tim KBO Babel lebih jauh soal motif ia membuat laporan kejadian dugaan kejahatan terhadap anak itu diketahui baru dilaporkanya justru pasca putra Upin sudah tak lagi bersekolah di Pesantren Al Arifin Dul atau lebih dari 6 bulan.
“Tau Info dari mana ya? kasusnya memang lagi bergulir. Biarkan kalau (pihak pengurus pesantren — red) ga mengaku Itu urusan mereka..itu urusan mereka. Ya udh kan udah nemu jawaban dr pihak mereka mau jawaban ap lagi,” jawab Ni dalam pesan Whats App (WA) diterima tim, Kamis (25/1/2024) malam.
Bahkan Ni pun terkesan enggan memberikan keterangan lebih jauh ketika disinggung perihal kapan sebenarnya ia baru mengetahui jika putra (Upin) itu diduga merupakan korban mengganggu, sebaliknya pihak pengurus pesantren Al Arifin justru meyangaikan adanya kejadian itu di lingkungan pesantren setempat.
Ni pun sebaliknya ia masih meyakininya jika kejadian yang menimpa diri anak itu (Upin) diduganya justru terjadi di lingkungan pesantren Al Arifin Dul, alasan ia sendiri memiliki bukti-bukti yang cukup meskipun diakuinya kasus ini sedang ditangani pihak kepolisian.
“Kalau kejadiannya ga disitu (Pesantren Al Arifin – red) tau dari mana anda?. Saya barang bukti lengkap dari forensix Jakarta,” katanya seraya menambahkan jika terkait kasus ini menurutnya pihak kepolisian (penyidik) saat ini sedang melakukan upaya penyelidikan.
Begitu pula tim KBO Babel pun sempat menyinggung soal pernyataan mengecewakan Pengurus Pesantren Al Arifin Dul malah menila negatif terhadap orang tua Upin (Ni) atau dianggap tidak memiliki etika karena meminta ijin pindah sekolah keluar dari pesantren hanya melalui sambungan telepon seluler, dan bukan langsung datang ke pesantren setempat. Anehnya, Ni malah terkesan panik saat disinggung perihal tersebut,
Tak hanya itu, pengurus Pesantren pun menyesalkan pula sikap dari Ni yang dianggapnya terkesan sepihak dalam menyampaikan laporan ke pihak Kanwil Kemenag termasuk ke pihak kepolisian namun tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke pengurus pesantren perihal anak (Upin) dikabarkan kini jadi korban diturunkan.
“Maaf ya Itu urusan saya, media ga perlu tau terllu dalam,” elaknya.
Meski begitu tim KBO Babel pun tetap berupaya menjelaskan perihal konfirmasi kepentingan langsung kepada Ni malam itu yang tak lain sebagai ketentuan atau salah satu syarat dalam upaya pembuatan suatu produk jurnalistik
“Betul ..tapi ini bagian dari upaya konfirmasi ke pihak pihak terkait dalam proses pembuatan produk jurnalistik. Kami tidak memaksa ibu dapat menjawab. Namun ini bagian dari prosedur seorang jurnalistik dalam melakukan proses berita,” terang tim KBO Babel dalam pesan WA.
Namun sebaliknya Ni akhirnya malah bungkam tak bisa merespon lebih jauh terkait pertanyaan yang diutarakan oleh tim KBO Babel sebelumnya. Sebaliknya Ni terkesan langsung menutupi percakapan konfirmasi malam itu dengan dalih sedang sibuk.( KBO)
Tags
Berita